Minggu, 12 Juni 2011

Diagnosa laboratorium penyakit Anthrax

1. Identifikasi agen 
Pemeriksaan mikroskopis sediaan ulas darah perifer adalah cara yang sederhana dan tepat, bilamana hewan masih dalam keadaan sakit atau baru saja mati, selama belum terjadi pembusukan. Kumannya berbentuk batang besar, Gram positif, biasanya tersusun tunggal, berpasangan atau berantai pendek. Tidak terdapat spora. Dengan pewarnaan yang baik dapat dilihat adanya selubung (kapsel). 
Pemeriksaan dengan pemupukan, bahan mengandung Anthrax berupa darah atau jaringan lain yang berasal dari hewan sakit atau baru saja mati, dengan mudah dapat dipupuk pada media buatan. Jika bahan berasal dari jaringan yang telah membusuk, maka akan timbul kesulitan-kesulitan karena: Kuman Anthrax mudah mati oleh pembusukan. Kuman-kuman anthrakoid akan ikut hadir dan tumbuh. 

Gejala klinik Penyakit Anthrax

Dikenal beberapa bentuk Anthrax ialah bentuk perakut, akut dan kronis. Anthrax bentuk perakut gejala penyakit sangat mendadak dan segera terjadi kematian karena ada pendarahan otak. Gejala tersebut berupa sesak nafas, gemetar, kemudian hewan rebah. Pada beberapa kasus menunjukkan gejala kejang. Pada sapi, domba dan kambing, mungkin terjadi kematian tanpa menunjukkan gejala-gejala penyakit sebelumnya. 
Anthrax bentuk akut pada sapi, kuda dan domba, gejala-gejala penyakitnya mula-mula demam, penderita gelisa, kemudian depresi, sopor, pernafasan susah, detak jantung frekuen dan lemah, kejang dan penderita segera mati. Selama penyakit berlangsung, demamnya dapat mencapai 41,5 0C, ruminasi berhenti, produksi susu berkurang, pada ternak yang sedang bunting mungkin terjadi keguguran. Dari lubang-lubang kumlah mungkin keluar ekskreta berdarah. Gejala Anthrax akut pada kuda dapat berupa demam, kedinginan, kolik yang berat, tidak ada nafsu makan, depresi hebat, otot-otot lemah, mencret berdarah, bengkak di daerah leher, dada, perut bagian bawah dan dibagian kelamin luar. 

ANTHRAX : Penyakit hewan yang perlu diwaspadai


Pendahuluan

Penyakit Anthrax atau radang limpa adalah salah satu penyakit zoonosis penting yang saat ini banyak dibicarakan orang di seluruh dunia. Penyakit zoonosis berarti dapat menular dari hewan ke manusia. Penyakit ini hampir setiap tahun selalu muncul di daerah endemis, yang akibatnya dapat membawa kerugian bagi peternak dan masyarakat luas. Hampir semua jenis ternak (sapi, kerbau, kuda, babi, kambing dan domba) dapat diserang anthrax, termasuk juga manusia.

Menurut catatan, anthrax sudah dikenal di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1884 di daerah Teluk Betung. Selama tahun 1899 - 1900 di daerah Karesidenan Jepara tercatat sebanyak 311 ekor sapi terserang anthrax, dari sejumlah itu 207 ekor mati. Pada tahun 1975, penyakit itu ditemukan di enam daerah : Jambi, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Kemudian, 1976-1985, anthrax berjangkit di 9 propinsi dan menyebabkan 4.310 ekor ternak mati. Dalam beberapa tahun terakhir ini, hampir setiap tahun ada kejadian anthrax di Kabupaten Bogor yang menelan korban jiwa manusia. Akhir-akhir ini diberitakan media elektronik maupun cetak, 6 orang dari Babakan Madang meninggal dunia gara-gara memakan daging yang berasal dari ternak sakit yang diduga terkena anthrax. Kejadian ini telah mendorong Badan Litbang Pertanian mengambil langkah proaktif untuk meneliti kejadian ini agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih luas.